GMNI GORONTALO NILAI AKSI BELA TAUHID JADI AJANG KAMPANYE PILPRES
Aksi Bela Tauhid Beberapa Hari Yang Lalu |
Dewan Pimpinan Cabang Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Gorontalo menanggapi aksi bela tauhid yang dilaksanakan akhir-akhir ini di beberapa wilayah di Indonesia. (27/10/2018)
Mantan Ketua DPC GMNI Gorontalo periode 2015-2017 mengatakan, aksi bela tauhid sangat terkesan politis dan ditunggangi oleh kelompok organisasi terlarang yakni Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).
"Kalau kita melihat aksi bela tauhid, telah berubah wujud jadi kampanye pilpres dan ada indikasi ditunggangi kelompok organisasi terlarang. Organisasi yang saya maksud adalah Hizbut Tahrir Indonesia (HTI)." Ungkap Donald Palandi. (27/10/2018)
Donald menyayangkan,ketika aksi yang seharusnya suci tanpa tendensi politik justru berubah haluan menjadi ajang kampanye pilpres yang ujung-ujungnya menjadi tindakan makar terhadap pemimpin.
"Sangat miris aksi bela tauhid justru jadi ajang kampanye dan perbuatan makar kepada pemimpin saat ini." Tutur Donald Palandi (27/10/2018)
Disisi lain, Ketua DPC GMNI Gorontalo berasumsi bahwa aksi bela tauhid ini dipelopori oleh organisasi terlarang yakni Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Dan besar kemungkinan, aksi ini ada unsur balas dendam karena mereka yang tergabung di HTI tidak terima dibubarkan oleh pemerintah.
"Saya berasumsi bahwa, yang jadi pelopor dalam aksi bela tauhid ini adalah para pentolan HTI. Yang dilandasi dengan unsur balas dendam karena mereka tidak menerima tindakan pembubaran yang telah dilakukan pemerintah kepada mereka." Tegas Mais (27/10/2018)
Padahal sudah jelas polisi menyebutkan bahwa bendera yang dibakar tersebut ialah bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Dan HTI adalah organisasi terlarang di Indonesia.
"Sebenarnya polisi telah menyampaikan bendera yang dibakar ialah bendera HTI bukan bendera rasul. Dan kita ketahui bahwa HTI adalah organisasi terlarang di Indonesia" Jelasnya
Kemudian ia berharap agar masyarakat lebih jeli dalam menilai situasi dan kondisi yang sedang terjadi. dan tidak mudah terprovokasi oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab.
"Seharusnya masyarakat lebih jeli dalam menilai situasi dan kondisi yang sedang terjadi saat ini, dan saya berharap agar masyarakat tidak mudah terpengaruh dan diadu domba oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab." Pungkas Mais (27/10/2018)