Refleksi 28 Oktober, Sumpah Pemuda, Bangun Persatuan Nasional
REFLEKSI 28 OKTOBER, SUMPAH PEMUDA, BANGUN PERSATUAN NASIONAL Oleh: Andris Lawani |
Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan Dunia. (Ir. Soekarno)
Tugas Pemuda yakni melanjutkan tongkat estafet perjuangan bangsa, Pemuda adalah arsitek Peradaban Dunia. Jelas, kita semua punya tugas dan tanggung jawab sosial yang sama terhadap keberlangsungan Negeri yang kita cintai ini. Nasib bangsa mendatang, tentunya tergantung Pemuda serta edukasi yang diberikan orang tua hari ini. Seperti apa dan bagaimana nasib bangsa kita kedepan, bisa kita bayangkan dengan melihat situasi, kondisi dan keadaan hari ini.
Sejarah telah mencatat pergerakan pemuda dalam menginisiasi kemerdekaan Republik Indonesia, perbedaan tidak menjadi jurang yang memperlebar identitas mereka, semangat tersebut menyatukan pemuda dari berbagai pelosok Negeri, berbagai suku dan agama untuk menyatakan Satu Tanah Air, Satu Bahasa dan Satu Bangsa, semuanya sepakat dalam satu Indonesia.
Tonggak ini dapat kita maknai sebagai wujud integritas pemuda dalam memberikan konstribusi nyata dalam ikut memperjuangkan kemandirian dan memperjuangkan kemerdekaan yang saat ini mulai pudar dari jati diri anak bangsa.
Saat ini kita lebih sering memperlebar pertentangan, individualisme dan egoisme menjadi dasar bergerak, sehingga hanya kelompok dan golongannya yang paling benar. Argumentasi menjadi alat agitasi yang saling menyudutkan serta menjatuhkan satu sama lain.
Kita lupa bahwa 90 tahun yang lalu, para pendahulu kita telah bersepakat untuk bersatu dan menyingkirkan segala sekat yang menjadi penghadang dalam menyatukan anak bangsa, namun kini kita dengan mudah mengoyaknya.
Untuk itu mengembalikan Ruh Sumpah Pemuda, adalah tugas kita bersama, bersatu bukan lagi dalam aspek memperjuangkan kemerdekaan, tapi bagaimana menempatkan persatuan dalam nilai-nilai yang lebih membumi.
Bersatu dalam tanah air kita wujudkan dalam tanah air yang berdaulat, berdaulat politik, berdaulat ekonomi dan berdaulat Hukum.
Bersatu dalam bahasa anti keserakahan dan anti kekerasan. Dan akhirnya kita nyatakan, Satu Bangsa, Bangsa yang Berketuhanan, berkemanusiaan, bangsa yang bersatu, bangsa yang mengedepankan musyawarah, dan bangsa yang menjunjung tinggi keadilan sosial.
BACA JUGA : NASIONALISME DI SAMUDRA PASIFIK
Selamat Hari Sumpah Pemuda 28, Oktober 2018
Salam Pemuda