SEBAGAI BENTUK EKSISTENSI IPMI-TU GELAR AKSI REFLEKSI DI HARI SUMPAH PEMUDA
Suasana Aksi Refleksi IPMI-TU di Gerbang Kampus UNG (28/10/2018) |
Peringati hari sumpah pemuda puluhan mahasiswa yang
mengatasnamakan dari Ikatan Pelajar mahasiswa Indonesia Tojo Una-Una (IPMI-TU) gelar
aksi refleksi sumpah pemuda di gerbang kampus Universitas Negeri Gorontalo
(UNG) dan di Radio Republik Indonesia (RRI) Gorontalo. (28/10/2018)
Adi Saputra Lamadaju menjelaskan, Aksi refleksi sumpah
pemuda ini adalah bagian dari mengenang kembali sejarah perjuangan pemuda dalam
mempersatukan bangsa Indonesia hingga mencapai kemerdekaan. Peristiwa tersebut diperingati/dikenang
sebagai hari sumpah pemuda.
“Aksi refleksi
sumpah pemuda ini adalah bagian dari mengenang kembali sejarah pemuda yang
mempersatukan bangsa Indonesia waktu pra kemerdekaan kemudian berlanjut pada 28
Oktober meletuslah Sumpah Pemuda oleh organisasi Bung Tomo dan kemudian
jaringan organisasi underbow lain yang bergabung dalam suatu organisasi besar
itu kemudian 28 bergerak pada sampai kemudian diusirnya penjajah dan merdekalah
Indonesia tahun 1945.”
Ia juga menambahkan, semangat nasionalisme pemuda saat itu
harus diingat oleh masyarakat Indonesia
khususnya pemuda dan mahasiswa untuk dijadikan pijakan perubahan Indonesia yang
lebih baik dan maju.
“Energi daripada sejarah ini merupakan satu bagian penting
yang harus diingat oleh rakyat Indonesia, pemuda atau mahasiswa yang saat ini
berada di bangku pendidikan.agar menjadi nilai platform dasar untuk kemudian
menjalankan dan mengarahkan kembali arah baru Indonesia yang lebih maju.” Ujar
Adi (28/10/2018)
Adi juga menyentil deretan problem yang sedang terjadi entah
dari komersialisasi di bidang pendidikan,
dominasi modal kekayaan alam kita dikuasai oleh asing, sampai bobroknya birokrasi Indonesia yang
tidak memiliki inovasi dalam pembangunan.
“Kita melihat
banyak ketimpangan yang terjadi di republik ini, dari sudut pandang pendidikan
kita hancur lebur. pendidikan kita tidak berkarakter karena ada komersialisasi
bidang pendidikan, dominasi modal kekayaan alam kita dikuasai oleh asing
kemudian birokrasi kita begitu bobrok dan tidak memiliki ide dan gagasan mereka
untuk membangun. Yang ada hanya langkah kebijakan yang kemudian adegan-adegan
konspirasi yang dilakukan oleh para tokoh-tokoh bangsa yang kita bisa melihat
bahwa yang berada di bangku pemerintahan saat ini adalah generasi reformasi
yang berjuang menumbangkan rezim otoritarianisme.” Ungkap Adi kepada awak media sangfajarnews.com (28/10/2018)
Ia
berharap, agar kedepannya Indonesia menjadi lebih baik yang dimotori oleh
pemuda maupun mahasiswa.
“Yang kami harapkan,
pemuda atau mahasiswa yang saat ini berada di bangku pendidikan mampu membawa Indonesia
kearah yang lebih maju, cerdas dan motornya adalah pemuda. Karena, dalam sejarah
bahwa bangsa dibentuk oleh pemuda dari Sabang sampai Merauke dari miangas
sampai pulau rote.” Pungkasnya (28/10/2018)
Sementara itu, Ketua IPMI-TU periode 2018-2020 Nofaldi
mengatakan, tujuan dari pelaksanaan aksi tersebut ialah mengenang kembali
semangat perjuangan dan nasionalisme pemuda. Dan juga mengembalikan kesadaran
pemuda yang sedang terlena dengan social media.
“Maksud
dan tujuan kami melaksanakan aksi refleksi sumpah pemuda ini, untuk mengenang
kembali semangat pemuda dalam memperjuangkan kemerdekaan republik Indonesia, terlebih
khusus, kami turun kejalan ini berusaha mengembalikan semangat pemuda sekarang
yang notabennya terlena dengan keadaan media atau hal-hal yang bersifat instan.”
Tuturnya (28/10/2018)
Nofal berpesan kepada
pemuda yang ada di seluruh Indonesia, agar tidak mudah terpengaruh atau
terprovokasi dengan desas-desus yang ada. Seharusnya, pemuda menjadi contoh
atau publik figur yang selalu memberikan contoh yang baik kepada masyarakat dan
bangsa.
“Kami
mengajak kepada seluruh pemudah agar kiranya, tidak terpengaruh dengan isu-isu atau
yang sekarang indonesia alami yaitu perpecahan umat. Sudah seharusnya kita
sabagai seorang pemuda, menjadi penengah atau lebih tepatnya menjadi
pengarah dan memberikan contoh yang baik
kepada masyarakat.” Pungkasnya (28/10/2018) (M.N)
Editor : W.L
Editor : W.L