MENUJU KONGRES KE II PB KPMIP 2019
Rifyan R. Saleh Ketua Kerukunan Pelajar Mahasiswa Indoneia Pohuwato (KPMIP) periode 2017-2018 |
Rekayasa genetik leadership makin produktif ditanah panua, ini bukan berarti gen alamiah itu punah. Mereka ada diantara tiada, akses itu di locking lalu di framing sedemikian rupa sehingga terlihat seperti para sapiens yang datang dari ujung Afrika Timur untuk mendorong kepunahan para neander lalu menjadi penguasa tunggal diseantero bumi atau lebih parah lagi seperti arus ideologis yang menaburi peradaban dengan doktrin-doktrin perubahan menyingkirkan hal-hal yang fundamental. Ini masih tentang kepentingan dan kepemimpinan, arogansi dan militansi, strategi dan taktik.
Kalimat yang ingin saya siratkan, tapi lebih baik saya sampaikan bahwa kepercayaan dan kesempatan perlu ada untuk mereka yang kompoten. Regenerasi ditubuh lembaga paguyuban kemahasiswaan ditanah panua yang kami namai KPMIP harus terus berlanjut sesuai cita-cita konstitusi dan harus kembali kepada khitah perjuangan awal urgensi organisasi ini dibentuk oleh para pendiri tersohor yang telah mengisi post-post struktural bergening diberbagai lini kehidupan di bumi panua.
Teringat 2016, ketika kongres dilaksanakan di bumi panua dengan penuh intrik, taktik dan drama seperti perang dingin blok timur dan barat. Kongres beberapa jam itu berujung pada kemangan atas ketiadaan lawan. Hingga hari ini lahirlah beberapa cabang baru yang progresif yang beranggotakan sapiens akademik panua didalamnya.
Geopolitik ditahun ini terasa berbeda, sebab harus dijalani di tahun politik menuju April 2019. Tentu berbagai kepentingan tergambar jelas dibalik topeng abstraknya independensi organisatoris, rawan interfensi dan tendensi begitulah kekehawatiran saya sampai hari ini. Namun begitulah politik sebab itu tak bisa lagi kita nafikkan sebagai kebutuhan dinamika. Siapapun yang ingin berkontestasi yang harus siap dengan konsekuensi konsolidasi yang pastinya ada transaksi. Harapan kita masih satu, lahirnya pemimpin PB KPMIP yang progresif berjiwa lokal serta berfikir dan bertindak nasional seperti para pemimpin PB seyogyanya.
Para figur atau kontestan terlihat masih malu-malu sebab mungkin mereka masih membangun kekuatan atau bisa jadi tidak punya kekuatan sama sekali. Satu lagi yang mungkin menjadi pertimbangkan mereka yakni kongres tak kunjung ada kejelasan akan dilaksanakan kapan dan dimana sebab sampai hari ini masih simpang siur infonya.
Diparagraf terakhir ini, saya hanya ingin sampaikan bahwa kongres ini milik kita bersama bukan kelompok atau faksi tertentu. Salam hormat untuk kita semua.
HASTA LA VICTORIA SIEMPRE !!!