Statmen Ketua DPRD Kota Gorontalo Tidak Substansial Menuai Kritik Dari Kelompok Cipayung

Suasana Penyampaian Materi Dalam Kegiatan Ngopi Bareng DPRD Kota Gorontalo (Foto : Akun FB Nurhadi Yahya Taha)

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Gorontalo yang dilantik beberapa hari yang lalu mengadakan dialog terbuka di Warung Kopi Aceh jalan Sudirman Kota Gorontalo. Agenda yang bertajuk Ngopi Bareng DPRD Kota Gorontalo tersebut mengusung tema “Menjemput Aspirasi” (16/08)

Dalam kegiatan tersebut hadir empat (4) narasumber yang menjadi pemantik dialog yakni Sekda Kota Gorontalo Dr. Ir. Ismail Madjid, MTP, Ketua DPRD Kota Gorontalo Risman Taha, Akademisi Tokoh Perempuan Gorontalo Dr. Lilan Dama, M.Pd Dan penulis buku islami Muhammad Rasyid S.Ud yang dipandu langsung oleh ketua KNPI Kota Gorontalo Nurhadi Taha, S.Pd.

Dalam materinya Ketua DPRD Kota Gorontalo Risman Taha, menyampaikan kedepannya DPRD Kota Gorontalo akan menyiapkan Sound Sistem dan makanan bagi mahasiswa yang akan menyampaikan aspirasi (Demo) di Kantor DPRD Kota Gorontalo.

Hal ini mengundang reaksi dan kritikan pedas dari kelompok Cipayung Plus Provinsi Gorontalo yang terdiri dari Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI), Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII), Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM), Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI), Kesatuan Mahasiswa Hindu Dharma Indonesia (KMHDI), serta Liga Mahasiswa Nasiona Untuk Demokrasi (LMND)

Ketua Cabang GMNI Gorontalo Mais Nurdin mengatakan, Kalimat yang dilontarkan salah satu tokoh aktivis yang sudah menjadi ketua DPRD Kota Gorontalo sangat tidak berbobot dan bisa menimbulkan keributan di internal organisasi ekstra. Menurutnya kalimat itu sangat merendahkan organisasi mahasiswa terlebih Cipayung Plus Provinsi Gorontalo.

“Statmen Ketua DPRD Kota Gorontalo yang katanya akan menyipkan sound system dan makanan bagi mahasiswa yang akan menyampaikan aspirasi di kantor DPRD Kota sangat tidak berbot dan tidak pantas terlontar dar mantan aktivis seperti beliau.  Karena kalimat tersebut bisa menjadi boomerang di internal organisasi bahkan di kalangan masyarakat bahwa setiap aksi mahasiswa itu ditunggangi dan seakan-akan aksi mahasiswa hanya mencari sesuap nasi.” Tegas Mais (16/08)    

Sementara itu Ketua HMI Cabang Gorontalo Arlan, menilai kegiatan ini sangat bagus apalagi temanya menjemput aspirasi. Dan ini merupakan sejarah baru untuk DPRD Kota Gorontalo, karena baru beberapa hari selesai di lantik langsung turun menjemput aspirasi masyarakat.

Namun dalam proses dialektika tadi ada satu hal yang disampaikan oleh Ketua DPRD Kota walaupun itu niatannya baik namun kurang elok jikalau hal seperti itu disampaikan di ruang publik, yakni tentang menyiapkan makanan dan sounds sistem untuk para pendemo yg melakukan demonstrasi di DPRD Kota. Hal ini konteksnya kurang tepat disampaikan di ruang publik karena akan menimbulkan multitafsir tentang hal tersebut.

Kalaupun Dewan Kota dengan menyediakan makanan dan sounds sistem untuk aksi itu di anggap sebagai sperwujudan aspirasi para aktivis mahasiswa saya rasa itu kurang tepat dan sangat tidak substansial walaupun maksud ketua DPR Kota itu baik.
Pada prinsipnya kami para aktifis turun aksi itu ada aspirasi yang disampaikan dan aspirasi itulah yang perlu di sahuti atau di wujudkan oleh pihak DPRD bukannya menyiapkan makanan dan soundsistem.

Disisi lain, ketua PC IMM Fitri Usman menyatakan ia memahami niat baik ketua DPRD  tersebut. Namun yang ia sesalkan statmen tersebut dilontarkan diruang publik. Karena bisa saja akan menimbulkan tanggapan multi tafsir dari berbagai kalangan terhadap aksi yang dilakukan oleh mahasiswa. Pada prinsipnya aksi unjuk rasa adalah untuk menyampaikan aspirasi masyarakat yang tidak tersalurkan secara baik yang diakibatkan tersumbatnya saluran aspirasi oleh kepentingan kelompok maupun individu.

Fitri menambahkan alasan Ketua DPRD tidak tepat jika pernyataannya hanya berdasrkan pengalamannya. Karena gerakan setiap tahun selalu-berbeda. Dan ia meminta agar ketua DPRD Kota Gorontalo mengklarifikasi kembali pernyataannya agar tidak menimbulkan pro kontra antara mahasiswa, rakyat dan pemerintah. dan kiranya pernyataan beliau dalam acara dialog menjemput aspirasi bisa diklarifikasi kembali atau lebih pada substansi yg dimaksud kpada siapa pernyataan itu disampaikan.

Senada dengan ketua HMI, ketua KMHDI Cabang Kota Gorontalo juga mengapresiasi niat baik dari ketua DPRD tersebut. Namun lagi-lagi ia mersa kecewa hal itu diutarakan dalam forum ilmiah. Ia lebih sepakat kalau makanan yang akan disiapkan kepada mahasiswa yang akan menyampaikan aspirasi itu diserahkan kepada masyarakat yang lebih membutuhkan.

Saat awak media mengklarifikasi pernyataannya Ketua DPRD Kota Gorontalo Risman Taha menyampaikan, yang menjadi kendala mahasiswa dalam menyampaikan aspirasi diantaranya mencari sound system dan uang makan masa aksi. Dan hal itu pernah ia alami selama menjadi aktivis. Sehingganya ia tidak mau kendala itu akan kembali terjadi dalam penyampaian aspirasi.

“Memang mereka katakan, mereka tidak butuh makan. Tapi siapa yang tidak ingin makan? kami dulu pernah ingin menyampaikan aspirasi terkendala pada kumpul masa, biaya makan, dan pinjam sound system. Karena ini menjadi kendala yang DPR bisa lakukan adalah  dimana memberi makan. Ada anggaran DPR kok. Yang selanjutnya menjadi kendala dalam berunjuk rasa adalah sound system karena itu sempat saya lalui. Maka kesusahan ini yang ingin saya buka sehingga merika tidak tidsk disibukan lagi dengan sound system dan makan.” Jelas Risman Taha S.E selaku ketua DPRD Kota gorontalo (16/08)
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url