Suara Dan Harapan Mahasiswa Jelang Pemilihan Rektor UNG
SANGFAJARNEWS.COM, Gorontalo - Persiapan Pemilihan Rektor (PILREK) Universitas Negeri Gorontalo (UNG) periode 2019-2023 yang sempat menjadi kontroversi dilingkunagan kampus, akhirnya berhembus angin segar bahwa pelaksanaan pilrek tidak lama lagi akan di gelar.
Sesuai informasi yang dihimpun Sang Fajar News, pelaksanaan pemaparan visi misi calon rektor akan dilaksanakan pada Senin, 02 September 2019, di Auditorium UNG.
Hal itu tidak luput dari perhatian Fian Hamzah selaku Mantan Presiden Bem UNG 2018.
Melalui rilis resminya Fian Hamzah, menyatakan untaian harapan untuk kelanjutan nasib mahasiswa dan perkembangan UNG ke depan.
"Terinformasi bahwa penyampaian visi misi bakal calon rektor Universitas Negeri Gorontalo akan dilaksanakan pada tanggal 2 September 2019 nanti bertempat di Auditorium UNG, kami berharap jangan ada lagi penundaan pemilihan rektor (pilrek)" Kata Fian Hamzah yang juga mahasiswa semester akhir di Fakultas Hukum UNG. (01/09)
Ia menjelaskan seharusnya pemilihan rektor sudah selesai namun kenyataannya hingga saat ini hal itu belum terlaksana
"Pemilihan rektor kali ini benar–benar rumit sehingga menguras tenaga dan waktu, betapa tidak pemilihan rektor yang seharusnya sudah selesai, namun sampai dengan saat ini tak kunjung selesai. Alasannya pun cukup beragam ada alasan yang logis ada juga yang tak logis." Jelasnya (01/09)
Fian Mengungkapkan lika-liku pemilihan rektor yang simpang siur yang berefek pada ketidakjelasan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Negeri Gorontalo periode 2019 dan ketidakpastian wisudawan/wisudawati.
" Segelumit persoalan pun muncul mulai dari pergantian kepanitiaan pemiliihan rektor hingga perubahan jadwal tahapan pemiliihan rektor. Sangat disayangkan hal itu harus terjadi di kampus yang konon katanya kampus peradaban. Pemilihan rektor(pilrek) kali ini berimbas pada ketidakjelasan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Negeri Gorontalo periode 2019 dan ketetapan wisudawan/wisudawati yang setiap waktu setiap saat berubah – ubah, ditetapkan wisudawan/wisudawati tanggal 3 september 2019 namun berubah lagi di tanggal 10 september. Saya berasumsi bahwa tidak akan ada yang di wisuda di bulan september sebab, ketidakjelasan panitia wisuda" Ungkap Fian Hamzah yang juga salah satu Aktivis Gorontalo.
Ia merasa iba kepada mahasiswa yang hingga hari ini harapannya belum ada kepastian.
"Saya merasa iba dengan teman–teman mahasiswa yang diberi harapan dan namunndigantung kembali harapanya." Ucapnya (01/09)
Fian dan teman-temannya sesama mahasiswa selama ini menantikan rektor tetap yang akan menjadi nahkoda baru UNG. Karena menurutnya Universitas Negeri Gorontalo tidak butuh pemimpin yang tidak mampu menyelesaikan konflik yang berkepanjangan di UNG.
"Saya dan teman–teman mahasiswa Universitas Negeri Gorontalo sangat menantikan rektor baru yang akan menahkodai kampus peradaban, yang kami butuh hari ini adalah Rektor tetap bukan plt. Rektor. Universitas Negeri Gorontalo tidak butuh plt. Rektor yang tidak mampu menyelesaikan konflik–konflik krusial yang ada di Universitas Negeri Gorontalo." Tegasnya (01/09)
Meski demikian ia tetap menanti dan berharap agar dalam waktu dekat Kampus Peradaban Universitas Negeri Gorontalo bisa melahirkan pemimpin yang memiliki jiwa kepemimpinan dan mampu mengayomi seluruh aspirasi mahasiswa. Ia juga memiliki beberapa permintaan dan harapan kepada calon Rektor UNG.
"Bebrapa permintaan yang patut untuk kami sampaikan kepada para calon Rektor Universitas Negeri Gorontalo :
Pertama : kami meminta dengan hormat kepada bapak/ibu yang akan menjadi rektor UNG untuk dapat mengangkat pegawai yang berkompoten dan profesional pada bidangnya masing – masing sebab banyak temuan yang sering kami mahasiswa jumpai adanya ketidak profesionalan pelayanan baik dari sisi administrasi hingga lain hal yang bersangkut paut dengan hak mahasiswa.
Kedua : kami meminta dengan hormat kepada bapak/ibu yang akan menjadi rektor UNG untuk dapat menyelesaikan polemik Badan Eksekutif Mahasiswa UNG periode 2019.
Ketiga : kami meminta dengan hormat kepada bapak/ibu yang akan menjadi rektor UNG untuk dapat menyelesaikan kasus pungutan liar yang tidak sesuai dengan peraturan ada.
Keempat : kami meminta dengan hormat kepada bapak/ibu yang akan menjadi rektor UNG untuk dapat memberikan suport dan keleluasan kepada organisasi kemahasiswaan dalam mengembangkan organisasinya masing – masing, Sebab yang kami rasakan saat ini kurangnya suport dari lembaga kepada organisasi kemahasiswaan dalam mengembangkan organisasinya padahal ketika organisasinya berkembang maka prestasi pula akan ikut berkembang.
Kelima : Jika rektor yang akan terpilih nanti tidak mampu menjadi rektor yang dicintai dan dibaggakan oleh mahasiswa segera mundur dari jabatan sebagai rektor.
Siapapun yang akan menjadi rektor Universitas negeri gorontalo kami sangat berharap, untuk selalu mengedepankan kepentingan mahasiswa. Jangan biarkan kami sendiri dalam mengembangkan soft skill melalui kegiatan yang dilaksanakakn oleh organisasi kemahasiswaan.
Terakhir, di hari jadi Universitas Negeri Gorontalo ke 56 tahun mari sama – sama kita bangun UNG ini dengan kesungguhan hati mari bersama untuk selalu menjaga almamater yang kita cintai bersma. Dirgahayu kampus Peradaban!!!" Pungkasnya (01/09)