Pertanian di Indonesia dalam Kondisi Pandemi Covid-19
Foto : Alfonsius Limba |
Oleh : Alfonsius Limba Ketua Himpunan Mahasiswa Agroekoteknologi Univesitas Mulawarman & Kader GMNI Faperta Unmul, Samarinda, Kalimantan timur.
Wabah virus pandemi covid-19/ corona merupakan virus yang awalnya berada di negara asalnya Cina virus tersebut menyerang kondisi kekebalan tubuh manusia dan meyebabkan kematian pada manusia yang terjangkit virus tersebut, hal ini membuat seluruh negara di dunia menjadi gempar, proses penyebaran wabah virius covid-19/ corona di seluruh dunia termasuk cepat karena dalam beberapa bulan saja beberapa negara besar yang terserang virus covid-19 seperti Italia dan Amerika banyak memakan korban jiwa.
Menurut salah satu media berita detik.com, Indonesia sendiri tercatat terserang wabah virus pandemi covid-19/corona pada bulan febuari 2020, yang membuat serangan virus tersebut menyebar ke seluruh wilayah di Indonesia termasuk bumi etam Kalimantan Timur. Hal ini membuat segala aktivitas dan sektor-sektor penopang negara seperti ekonomi, pendidikan, serta pertanian menjadi mandet.
Indonesia sendiri terkenal dengan negara agraris dan juga maritim. Seorang prokomator bangsa dan Presiden pertama Republik Indonesia, Bung Karno pernah berkata pertanian adalah hidup matinya suatu bangsa. Berbicara tentang pertanian tentu saja berbicara tentang kebutuhan dan kehidupan manusia.
Menurut pengertiannya saja pertanian adalah suatu kegiatan bercocok tanam, peternakan, perikanan, dan juga kehutanan. Namun bukan saja tentang pegertian dari pertanian tetapi bagaimana seluruh elemen masyarkat dan terkhususnya pemerintah memperhatikan kondisi pertanian dari hulu sampai hilir, dari membajak sawah hingga menjadi nasi di meja makan.
Berbicara tentang kondisi pertanian, perhatian pemerintah terhadap kondisi pertanian di Indonesia masih belum dilakukan maksimal, walaupun memang sebenarnya pemerintah telah merencanakan revitalisasi pertanian sejak tahun 2005, termasuk didalamnya membahas tentang ketahanan pangan. Tetapi pada kenyataannya kondisi yang terjadi di lapangan masih banyak terjadi kebijakan-kebijakan pemerintah yang mengakibatkan terjadinya permasalahan-permasalahan di sektor pertanian.
Berbicara tentang permasalahan pertanian di Indonesia terkhusunya di bumi etam sendiri tak ada habis-habisnya. Ada beberapa hal yang perlu di perhatikan dalam kondisi pertanian Indonesia,yaitu lahan bercocok tanam yang semakin sedikit.
Kondisi negara saat masuknya kaum pemilik modal asing atau yang biasa di sebut kaum kapitalisme ke Indonesia untuk berinvetasi, banyak membuat lahan pertanian di renggut, kebijakan pemerintah yang tidak berpihak pada kepentingan petani dan malah berpihak kepada kepentingan kaum kapitalisme membuat petani mudah untuk di kriminalasi dan di indtimiasi. Hal ini membuat lahan untuk bercocok tanam bagi petani semakin sempit.
Perlu di perhatikan juga bahwa kondisi ini masih sering terjadi sampai saat ini maka dari itu perlunya keseriusan dan kejujuran pemerintah yang mempunyai kekuasaan dalam menjalankan kebijakan agar lahan pertanian di Indonesia tidak semakin berkurang.
Harga jual yang rendah harga jual komuditas pertani Indonesia masih tergolong sangat rendah, beberapa faktor yang menyebabkan harga jual yang rendah adalah pemerintah masih sering mengimpor komuditas pertanian dari negara lain contohnya beras dari Thailand dan buah-buahan dari Jepang hal ini membuat masyarakat kita menjadi ketergantungan terhadap produk atau hasil pertanian negara lain.
Perlu adanya perhatian khusus dan kesadaran dari masyarakat dan pemerintah, di karenakan ketika permintaan komuditas pertanian dari negara lain yang masih tinggi maka akan membuat harga jual komuditas hasil pertanian lokal akan tetap murah.
Ketersedian Infrastuktur pertanian
Infrastuktur pendukung usaha pertanian di negara kita dapat dikatakan sangat ketinggalan jauh dari beberapa negara di Asia, petani kita masih banyak menggunakan peralatan tradisonal untuk melakukan kegiatan pertanian. Hal ini membuat banyak masyarakat Indonesia terkhususnya kaum milenial menjadi malas untuk melakuakan usaha pertanian. Perlu adanya perhatian pemerintah untuk menunjang infrastuktur pertanian agar petani kita lebih mudah dalam melakukan usaha pertanian.
Bahan penunjang usaha pertanian
Bahan penunjang usaha pertanian seperti pupuk dan pestisida harus di akui bahwa petani masih sangat sulit untuk mendapatkannya karena harga beli yang mahal sedangkan subsidi yang di berikan oleh pemerintah terbatas.
Kondisi negara saat terserang wabah virus covid-19 membuat kebutuhan permintaan komuditas pertanian dalam negara menjadi meningkat sehingga pemerintah menghimbau agar masyarkat menanam di rumah atau farm from home untuk mencukupi kebutuhan pangan rumah tangganya masing-masing. Hal ini menunjukan bobroknya kesiapan pemerintah dalam menghadapi wabah pandemi covid-19.
Dalam kondisi saat ini patutnya kita mengapresiasi bahwa petani kita masih tetap berjuang untuk mencukupi kebutuhan pangan bangsa yaitu dengan bercocok tanam dilahan-lahan pertanian.
Permasalahan pertanian adalah permasalahan bersama seluruh elemen bangsa, aspirasi petani harus didengarkan oleh pemerintah, karena petani adalah PAHLAWAN BANGSA. Semoga negara ini selalu baik-baik saja dan harapannya kondisi pertanian kita semakain membaik kedepannya.
Kondisi pertanian negara harus diperbaiki agar dapat mencukupi kebutuhan ketahanan pangan bangsa. Peran mahasiswa terhadap pertanian Indonesia adalah dengan tetap menyuarakan aspirasi petani dan permasalahan pertanian sehingga harapan dan cita-cita para pendiri bangsa yaitu menuju tatanan masyarakat yang adil dan makmur dapat tercapai.
Editor : Adhar.