DPP GMNI Gelar Diskusi Scholarship, Genjot Kader Kuliah di Luar Negeri

 

Foto : Sylvain dalam diskusi daring GMNI Scholarship, garapan DPP GMNI.

Jakarta, Sangfajarnews.com - Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) menggelar kembali diskusi bertajuk GMNI Scholarship, Rabu (21/10/2020). Kali ini, temanya "Kuliah di Prancis". Diskusi berlangsung secara daring dengan nara sumber yang berkompeten.


Kegiatan ini sebagai bentuk fasilitasi pemuda yang memiliki rencana mengenyam pendidikan tinggi ke luar negeri. 


"Dengan webinar ini, diharapkan dapat kader dan anggota maupun mahasiswa di luar GMNI, serta pelajar umum yang membutuhkan informasi terkait study ke luar negeri, dapat terbantukan. Bukan hanya sekadar informasi, melainkan juga bisa berkonsultasi dalam dialog interaktif di webinar ini," kata Ketua DPP GMNI Bidang Riset dan Teknologi, Ridho Ary Azhari.


Webinar ini, menghadirkan dua narasumber. Prof. Warsito sebagai Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Paris dan Sylvain Lelong-Lacroix sebagai koordinator Campus France Indonesia. Dimoderatori Ridho.


"Besar harapan kami dengan rangkaian webinar ini dapat turut mendorong perkembangan kualitas pendidikan Indonesia di kemudian hari," ungkap Ridho, membeberkan salah satu alasan diselenggarakannya rangkaian webinar GMNI Scholarship tersebut.


Pada kesempatan tersebut, Warsito menjelaskan dunia pendidikan tinggi di Prancis. Kata dia, negara dengan ibu kota Paris itu merupakan salah satu negara favorit bagi para pelajar di dunia. Berderet dengan Amerika, UK (United Kingdom), Australia dan Jerman. 


Di Prancis, juga ada kampus bagi para pemuda yang tertarik di dunia wirausaha. Bisa dibilang, kampusnya para CEO. 


"Saat ini, di Prancis, ada 694 mahasiswa asal Indonesia. Mayoritas S1 (jenjang pendidikan strata 1), 60 persen," tambahnya.


Bila tertarik kuliah di Prancis, salah satu syarat utamanya kemampuan berbicara, menggunakan bahasa Inggris. Bahasa Prancis juga tak boleh dikesampingkan. Sebab, ada mata pelajaran yang hanya menggunakan bahasa Prancis. 


Selain bahasa, mulailah mencari referensi kampus-kampus di Prancis. Kemudian memcari beasiswa. 


"Kemudian persiapan mental dan prinsip. Ini yang jadi tantangan. Beda bahasa, beda budaya, menuntut kita memiliki prinsip bagaimana jiwa dan karakter budaya Indonesia tetap dipegang," katanya.


Sylvain Lelong, mengatakan, meski pandemi COVID-19, perguruan tinggi di negara yang terletak Eropa Barat itu tetap menerima mahasiswa dari luar negaranya. Tentu dengan syarat berlaku.


"Seperti surat perjalanan, isolasi mandiri 14 hari, menunjukkan hasil tes PCR (tes swab)," katanya.


Foto : Sylvain menyampaikan paparannya dalam diskusi daring DPP GMNI bertajuk GMNI Scholarship.


Oleh Sylvain, kembali menegaskan soal pentingnya menguasai bahasa Prancis. Khususnya untuk mengenyam pendidikan di sana. Selain karena beberapa program belajar menggunakan bahasa Prancis.


"Untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Membeli makan dan lain-lain," katanya.


Ada beberapa program beasiswa ke Prancis bagi pemuda Indonesia. Bagi yang membutuhkan informasi, maupun membutuhkan konsultasi, bisa menghubungi kantor pusat informasi kuliah di Prancis. Namanya Campus France. Terdapat di 5 kota. Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta dan Medan.


"Jumlah mahasiswa dari Indonesia di Prancis mengalami peningkatan dari tahun ke tahun," imbuhnya.


Tak perlu khawatir soal penyetaraan ijazah. Sebab, selama ini, tak ada masalah soal itu. Yang penting, ijazah telah diterjemahkan (ke bahasa Prancis). 


Sebelumnya, DPP GMNI yang dipimpin ketua umum Arjuna Putra Aldino dan sekretaris jenderal M. Ageng Dendy Setiawan, hasil Kongres GMNI di Ambon, menggelar webinar dengan tema besar yang sama, GMNI Scholarship. Dengan tema pembahasannya, "Kuliah di Amerika Serikat".


Webinar GMNI Scholarship masih akan dilakukan kedepannya. Dengan tema kuliah di negara-negara yang dinilai sistem pendidikannya maju. Tujuannya, memfasilitasi informasi para pemuda berkaitan dengan kuliah di luar negeri.


"DPP GMNI menyelenggarakan program GMNI Scholarship ini, agar kader-kader punya motivasi dan mimpi berkuliah di luar negeri. Sehingga dia bisa mengembangkan potensi dan kemampuannya untuk berkontribusi pada negara," kata Ketua Umum DPP GMNI, Arjuna Putra Aldino.


"Selain itu, untuk meningkatkan kualitas pemikiran dan gerakan GMNI. Kita target jumlah profesor dan doktor dari GMNI harus bertambah," tambahnya.


Reporter : Ar.

Editor      : Adhar.

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url