Perempuan Dalam Cengkaraman Budaya Patriarki
Foto: Sarinah Novi Astuti, Wakabid Pergerakan Sarinah DPC GMNI Kendari. |
Oleh: Novi Astuti (Wakabid Pergerakan Sarinah DPC GMNI Kendari).
Patriarki adalah sebuah sistem sosial yang menempatkan laki laki sebagai pemegang kekuasaan utama dan mendominasi dalam peran kepemimpinan, baik dalam tataran dunia politik, otoritas moral, hak sosial,pendidikan, ekonomi dan penguasaan property.
Dalam domain keluarga sosok ayah atau laki laki memiliki otoritas terhadap perempuannya, anak anaknya dan harta bendanya.
Bahkan beberapa masyarakat patriakal juga patrilineal yang menganggap properti dan gelar yang di wariskan kepada keturunan laki laki .
Dan hal ini pula yang secara tersirat melembagakan pemerintahan dan hak istimewa laki laki serta menempatkan perempuan di bawah laki laki.dan menempatkan pula peran laki laki sebagai penguasa tunggal, sentral dan segala galanya.
Dalam beberapa budaya tatanan masyarakat Indonesia terdapat realitas bahwa perempuan berada pada posisi kedua dan terpinggirkan.
Kondisi ini menjadi bagian dari hidup perempuan dan laki laki yang di sosialisasikan secara turun temurun, hingga pada masa sekarang perempuan masih menjadi kaum termarginalkan.
Jika melihat konstruksi sosial pada zaman dulu dalam kehidupan berumah tangga , perempuan bekerja mengurus rumah tangga, sedangkan laki laki bekerja diluar rumah. Nah hal inilah kemudian menjadi suatu kebiasaan dan di pandang sebagai suatu adat istiadat dimanapun keberadaan perempuan.
Dan dengan adanya common sense yang terbangun di masyarakat bahwa perempuan tidak boleh keluar malam, tidak boleh berteman dengan banyak teman laki laki, harus bisa masak, harus menjaga cara berpakaiannya, harus begini, harus begitu. Bisa saya katakan bahwa kita masih terbelenggu dalam tatanan budaya patriarki.
Sebagai perempuan kita harusnya sudah mulai sadar sedari awal bahwa perempuan mempunyai hak untuk merdeka, dan berhak untuk memilih mana yang paling pas dan sesuai dengan mereka.
Sekalipun kita sudah jauh maju kedepan namun tidak bisa di pungkiri masih banyak pula perempuan yang memandang negatif dan saling menjatuhkan sesamanya karena dengan alasan tidak sepemikiran dengan perempuan yang dibesarkan dan tumbuh dari budaya patriakat.
Maka dari itu kita sebagai perempuan memang seharusnya mempunyai hak yang sama dengan laki laki apapun itu. Tuhan menciptakan perempuan dan laki laki bukan untuk siapa yang paling unggul tetapi bagaimana dapat berjalan beriringan, berdampingan untuk membangun peradaban manusia menjadi baik dan adil.*
Editor : Adhar.