Trending Ciutannya di Fb, Aktifis GMNI di Sultra Pertanyakan Idealisme Mahasiswa yang Menolak Munas Kadin


Foto : Inilah gambar foto yang sempat diabadikan terkait postingan unggahan status La Ode Mustawwadhaar yang trending di Media Sosial Facebook sebelum terhapus/Sangfajarnews.


Kenadari Sultra, Sangfajarnews.com - Musyawarah Nasional Kamar Dagang dan Industri Indonesia ke-8 (Munas Kadin VIII) Tahun 2021 sudah di depan mata. Lokasi penyelenggaraan hajatan akbar para pengusaha di tanah air dari Nusa Dua, Bali, kini hijrah ke Kota Kendari, Sulawesi Tenggara.


Pro kontra terkait pelaksanaan munas di Kendari, baik dukungan maupun penolakan terus bergulir, khususnya penolakan terkait akan adanya jumlah kasus Covid-19 yang akan meningkat.

  

Pasalnya, ada beberapa kelompok organisasi mahasiswa yang menolak kegiatan nasional yang kabarnya bakal dihadiri Presiden Joko Widodo itu, dengan alasan meningkatnya kasus COVID-19 di Kota Kendari.


Tetapi ada yang lagi Trending di Media Sosial Facebook terkait postingan status tentang Pro-Kontra Munas Kadin di Kendari.


Yang Trending itu adalah unggahan status dari akun Facebook atas nama @La Ode Mustawwadhaar yang juga aktif sebagai aktifis GMNI di Sultra.


Dalam unggahan statusnya, ia mempertanyakan idealisme organisasi mahasiswa yang menolak Munas Kadin di Kendari dan diunggah pada tanggal 28 Juni 2021.


Unggahan status itu sudah disukai 4,9 ribu orang, dan dibanjiri oleh 520 komentar dalam waktu singkat dengan komentar yang kebanyakan positif, serta dibagikan oleh 310 orang.


Inilah unggahan status yang ditulis La Ode Mustawwadhaar dilaman Facebooknya. 


MAHASISWA TOLAK MUNAS KADIN: ANTARA CARI TENAR/PERHATIAN VS IDEALISME


Di Kendari Sulawesi Tenggara, akan diperhadapkan dengan dua iven nasional ditengah Pandemi Covid-19 yang meningkat, yakni :


1. Munas Kamar Dagang dan Industri (KADIN) Indonesia di Juni 2021.


2. Muktamar Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) di bulan Agustus 2021.


Saat ini di bulan Juni, Munas Kadin akan digelar, tetapi banyak penolakan dari elemen mahasiswa.


Kebanyakan penolakan itu didasari dengan masalah Covid-19 yang makin meningkat di Indonesia dan rawan menimbulkan klaster baru Covid di Kendari.


Mereka beranggapan bahwa penolakan yang mereka lakukan adalah gerakan idealisme demi masyarakat Sultra terutama Kendari.


Tetapi menurut saya, itu belum bisa terjawab 'Apakah merujuk pada Idealisme atau hanya sekedar mencari Ketenaran dan Perhatian pada orang-orang berduit itu (Peserta Munas Kadin)?'


Itu akan terjawab jika mereka melakukan penolakan yang sama terhadap Muktamar IMM di bulan Agustus dengan alasan Covid-19 (Itupun Kalau Klaster Covid-19 semakin meningkat dan membahayakan).


Selamat Membaca!!!“


Salah satu komentar dari @Inrda Mukti yang mengomentari positif mengatakan bahwa ini adalah hal yang sering dilakukan mahasiswa setiap ada momen besar di Kendari.


“Ini biasa saja, karena sering dilakukan mahasiswa dalam setiap ada moment besar di Kendari. Kalau tujuannya tersiratnya, kecuali kita tanyakan sama yang melakukan,“ ujarnya.


Ada yang mengatakan sesuai dengan  keadaan yang ada, seperti yang di katakan oleh @Hasan Komasarano.


"Sesuai, Pak Aken (Panggilan akrab La Ode Mustawwadhaar)," kata @Hasan Komasarano dalam komentarnya.


Ada juga dari @Narna Wijaya yang mengometari dengan subyektif, ia mengatakan bahwa si pemilik akun hanya mau numpang tenar untuk cari perhatian.


“Yang bikin status, hanya mau numpang viral biar dikenal sama publik Sultra,” katanya.


Saat ditemui oleh Media Sang Fajar News mengenai unggahannya, La Ode Mustawwadhaar mengatakan bahwa itu hal yang wajar dalam berdemokrasi Indonesia selagi tidak menebar kebencian.


“Kalau banyak Pro-Kontra dalam menanggapi hal itu, itu sih biasa saja. Dan ini hal yang wajar dalam berdemokrasi selagi masih dalam kolidor yang tidak menebar kebencian,” ungkapnya.


Unggahan tersebut, kini tak terlihat lagi dari laman Facebook. Entah dihapus oleh pemiliknya atau dihapus oleh pihak Facebook. Saat dikonfirmasi tentang itu, La Ode Mustawwadhaar menjawab, ada yang mengapusnya tetapi itu bukan darinya.


“Saya juga heran, kenapa sampai bisa terhapus. Atau mungkin ada yang merasa terganggu dengan statusku ini, tetapi untung ada teman yang sempat memfotonya sehingga bisa menjadi arsip saya,” tandasnya.**  


Laporan : Redaksi.

Editor     : Redaksi. 

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url