Pemuda Itu Pemimpin
"Sebuah Refleksi Peran Pemuda, Tantangan dan Harapan"
Penulis : Andi Fajaruddin L. Pettawali
Sejarah Perjuangan Pemuda
Sangfajarnews.com - Lembaran dan goresan Sejarah telah menyampaikan bahwa bukti wujud peran Pemuda Indonesia yang mengantarkan bangsa Indonesia menuju kemerdekaan. Yang dimana tercatat awal mula pergerakan pemuda berawal dari Boedi Utomo yang awal mulanya berdiri pada tahun 20 Mei 1908, dimana pergerakan Boedi Utomo merupakan bagian sejarah panjang pergerakan pemuda Indonesia.
Disamping itu banyak organisasi pergerakan Pemuda dari berbagai latar belakang pun mulai banyak berdiri, beberapa organisasi di antaranya Indische Vereeninging dan berganti nama menjadi Perhimpunan Indonesia. Selain itu juga berdirinya organisasi kepemudaan yang lainnya seperti Indische Partij, Serikat Islam, dan Muhammadiyah. Hal demikianlah yang kemudian menjadi awal munculnya pergerakan pemuda dalam melawan Kolonialisme Belanda serta juga membangkitkan munculnya Gerakan organisasi kepemudahan yang lainnya.
Tidak hanya sampai di situ bahwa dalam periode selanjutnya organisasi pergerakan pemuda bermunculan lagi yang mana berdirinya Kelompok Studi Indonesia yang di motori oleh Soetomo dan Kelompok Studi Umum yang di motori oleh Soekarno, hingga terbentuknya Organisasi Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia (PPPI) yang berperan menghimpun pemuda-pemuda Indonesia dari berbagai latar belakang, sehingga terjadi sebuah peristiwa bersejarah yang dimana lahirnya Sumpah Pemuda pada Kongres ke II pada tanggal 26 – 28 Oktober 1928 yang sampai hari ini sebagai peristiwa yang sangat bersejarah dan terus di peringati sebagai simbol kekuatan pemuda.
Berdasarkan peristiwa dan catatan sejarah pada periode 1908 – 1928 merupakan goresan sejarah panjang perjuangan pemuda dalam melawan kolonialisme Belanda serta merajut persatuan dan kesatuan kaum muda Indonesia untuk keluar dari belenggu penjajahan Belanda, namun dalam periode selanjutnya berakhirnya kolonialisme Belanda terhadap bangsa Indonesia pada saat Belanda menyerah terhadap Jepang pada tanggal 9 Maret 1942 dan pada saat itulah Jepang menguasai dan menjajah bangsa Indonesia. Penjajahan Belanda di Indonesia berlansung 346 Tahun lamanya sedangkan jepang berlansung hanya dari tahun 1942 – 1945, walaupun demikian penjahan Jepang lebih kejam dari pada penjajahan Belanda terhadap bangsa Indonesia.
Hingga pada tahun 1945 pada periode ini merupakan sejarah penting dalam sejarah perjuangan Kaum muda serta juga merupakan peristiwa yang amat sulit bagi pemuda Indoensia dikarenakan tekanan pemerintahan Jepang jauh lebih kejam dan represif terhadap pergerakan pemuda Indonesia, namun tidak meredupkan semangat dan spirit perjuangan kaum muda Indonesia untuk melepaskan diri dari belenggu penjajahan. Sampai pada peristiwa yang dikenal dengan peristiwa Rengasdengklok dimana para Tokoh muda mendesak Bung Karno dan Bung Hatta untuk segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.
Melihat lembaran demi lembaran panjang sejarah pergerakan pemuda tersebut merupakan bukti konkrit peran pemuda dalam memerdekan bangsa Indonesia yang saat ini terus di peringati pada tanggal 17 Agustus 1945. Pada bagian ini penulis tidak menceritakan perbedaan dan dinamika antara sesama pemuda Indonesia baik secara ideologis maupun secara gerakannya, namun penulis lebih mengarah pada persamaan semangat dan tujuan para pemuda Indonesia melawan Kolonialisme untuk memerdekakan bangsa Indonesia.
Refleksi Sumpah Pemuda
Pada hari memperingati Sumpah Pemuda yang ke 93 tahun ini. Memaknai sumpah pemuda tidak hanya sekadar memperingati peristiwa yang tidak memiliki nilai, dimana pada tahun 1959 pemerintah Indonesia menetapkan setiap tanggal 28 Oktober merupakan hari sumpah pemuda melalui keputusan Presiden atau KEPPRES No. 316 Tahun 1959.
Hal tersebut membuktikan bahwa peran pemuda sangat berarti bagi kemajuan bangsa dan Negara. Namun pada sisi yang lain peringatan sumpah pemuda hanya sebatas upacara serta ucapan-ucapan di spanduk, padahal dalam perumusan sumpah pemuda saat itu mempunyai nilai yang sangat berarti bagi sejarah bangsa Indonesia, sehingga memperingati momentum sumpah pemuda bukan hanya sebatas hal yang biasa namun harus jauh dari pada itu, dimana harus menjadikan sumpah pemuda sebagai semangat kaum muda saat ini melihat situasi bangsa dan Negara.
Tiga point yang terkandung di dalam sumpah pemuda diantaranya yaitu, bertumpah darah yang satu, tanah Indoneisa, berbangsa yang satu, bangsa Indonesia dan menjunjung tinggi bahasa persatuan, bahasa Indoesia.
Tiga point tersebut merupakan konsensus kaum muda saat itu pada peristiwa 28 oktober 1928, dimana dalam peristiwa tersebut berkumpulnya seluruh element pemuda dari berbagai latar belakang baik suku, ras, etnis maupun agama dalam melahirkan yang namanya sumpah pemuda pada kongres kedua pemuda yang berlangsung pada tanggal 26 – 28 oktober 1928 di Jakarta, sehingga peristiwa itu membangkitkan jiwa nasionalisme dan patriotisme pemuda Indonesia untuk keluar dari belenggu penjajahan dan penindasan kolonialisme.
Sehingga semangat pemuda masa lalu harus tetap tertanamkan dalam diri kaum muda saat ini, dalam menjaga persatuan bangsa Indonesia menuju bangsa yang dicita-citakan oleh pendiri bangsa, dikarenakan persatuan itulah yang membawa bangsa Indonesia merdeka dari penjajahan dan kesengsarahan.
Pada periode zaman saat ini, tentu peran pemuda merupakan bagian strategis dalam menuju Indonesia yang dicita-citakan, dengan semangat sumpah pemuda ke 93 tahun ini Negara menaruh harapan di pundak pemuda. Dikarenakan pemuda merupakan insan peradaban, insan yang dapat menentukan nasib baik dan buruknya sebuah bangsa, sehingga memaknai sumpah pemuda tidak hanya memperingati sebuah peristiwa yang tidak memiliki nilai, namun lebih bagaimana para kaum muda mengekspresikan ide dan gagasan menuju bangsa Indonesia yang di cita-citakan dimana terwujudnya masyarakat adil dan makmur.
Tantangan dan Harapan
Dari berbagai dinamika dan perjalanan pergerakan pemuda masa lalu yang merupakan sebuah peristiwa yang sangat membekas dalam lembaran sejarah bangsa, namun pada saat ini kaum muda jangan terjebak dengan kekuatan dan kebesaran masa lalu yang terus di sampaikan di ruang ruang kaderisasi organisasi maupun pada saat orientasi pengenalan mahasiswa baru di kampus. Walaupun kemudian satu sisi kita tidak bisa melupakan sejarah. Sebab setiap masa ada orangnya dan setiap orang ada masanya, dimana generasi saat ini harus menciptakan sejarah baru, bukan hanya meng-agungkan kebesaran masa lalu.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang dan berubah sangat cepat, dimana di era disruspsi ini perubahan-perubahan itu terjadi diseluruh sektor kehidupan sosial kita baik pada sisi politik, ekonomi, teknologi dan lainnya, hal ini menjadi tantangan generasi saat ini yang dimana generasi saat ini harus dapat adaptif dan inovatif di seluruh perubahan yang ada. Dikarenakan kemajuan dan perubahan tersebut merupakan keniscayaan yang tidak bisa terhindarkan.
Landscape dan kondisi masa lalu tentu berbeda dengan landscape zaman saat ini, dimana ativitas kehidupan nyaris seleruhnya melewati arus digitalisasi, tentu ini merupakan kondisi yang berbeda, sehingga perlu adanya formulasi gerakan terbarukan dimana peran kaum muda dalam memberikan kontribusi dalam memajukan bangsa dan negara. Pemuda tidak hanya menjadi objek dari pembangunan, tapi justru harus mejadi subjek dari sebuah pembangunan itu sendiri.
Bonus demografi yang tidak asing lagi terdengarkan, namun hal tersebut masih menjadi catatan yang perlu diamati dan di diskusikan, saat ini Indoensia telah memasuki gerbang bonus demografi diperkirakan di tahun 2020 – 2030 dan akan mencapai puncaknya pada tahun 2040 dimana jumlah penduduk usia produktif di usia 15 – 64 tahun, lebih besar dibadingkan jumlah penduduk usia tidak produktif.
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk pada tahun 2020 menyatakan bahwa Indonesia saat ini sedang dalam masa bonus demografi, dimana jumlah produktif lebih besar dibandingkan dengan jumlah penduduk tidak produktif. Bonus demografi bisa di sebut sebagai gate of oppurtinity. Dimana menjadi kesempatan yang sangat berharga bagi sebuah negara, salah satunya dapat meningkatkan perekonomian negara. Sehingga hal tersebut harus menjadi catatan kaum muda digenarasi saat ini, namun juga peran pemerintah merupakan instrument paling utama dalam mempersiapkan bonus demografi.
Peran pemerintah dalam mempersiapkan kesempatan di era bonus demografi saat ini, merupakan hal yang serius, dikarenakan Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor utama dalam mengisi era bonus demografi. Tentu hal tersebut harus di topang dengan kualitas pendidikan di republik ini, sehingga pemerataan kualitas dan fasilitas pendidikan di seluruh daerah menjadi hal yang prioritas untuk diperhatikan, agar kemudian bonus demografi tidak menjadi malapetaka bagi negara Indonesia, karena selain dampak positifnya, hal tersebut memiliki dampak negatif, dimana akan membludaknya angka pengangguran.**