Kunjungi Rusia-Ukraina, GMNI Menilai Jokowi dapat Turunkan Tensi Geopolitik
Foto : Arjuna Putra Aldino, Ketua Umum DPP GMNI/Sangfajarnews. |
Jakarta, Sangfajarnews.com - Ketua Umum DPP GMNI, Arjuna Putra Aldino menilai kunjungan Presiden Jokowi ke Ukraina dan Rusia bisa menurunkan tensi geopolitik global yang sedang memanas. Karena semakin meningkatnya tensi geopolitik bisa berdampak buruk pada perekonomian global.
“Tentu misi besarnya adalah ikut melaksanakan ketertiban dunia dan perdamaian abadi sesuai mandat konstitusi. Namun jangka pendeknya, bisa menurunkan tensi geopolitik, terbuka jalan diplomasi," ungkap Arjuna sapaan akrab Ketua DPP GMNI.
Langkah Presiden Jokowi menurut Arjuna bisa menjadi model penyelesaian alternatif ditengah kebuntuan dunia menyelesaikan konflik Rusia-Ukraina yang hanya dipenuhi oleh sangsi dan bantuan persenjataan yang justru membuat kondisi semakin kacau.
“Langkah Presiden Jokowi bisa menjadi alternatif baru, memecah kebuntuan ditengah PBB dan dunia hanya bisa memberikan sangsi, kecaman dan bantuan senjata yang berakhir kontraproduktif," tambah Arjuna.
Arjuna juga berpendapat langkah Presiden Jokowi juga bisa menjadi contoh bagi PBB dan negara-negara lain di dunia, yaitu mengambil posisi politik bebas aktif. Karena hingga saat ini tidak ada negara yang mengambil posisi seperti Presiden Jokowi. Sebagian memilih pasif dan sebagian justru membuat situasi semakin panas.
“PBB harus mencontoh Presiden Jokowi. Bukan perkara berhasil atau tidak misi perdamaian tersebut. Tapi paling tidak menurunkan tensi geopolitik sehingga ekonomi global tidak terus bergejolak akibat konflik yang terus memanas," tutur Arjuna
Arjuna menilai untuk mendamaikan kedua negara Presiden Jokowi tidak bisa sendirian. Tentu harus melibatkan negara-negara seperti Amerika Serikat, Inggris dan China untuk ikut mewujudkan perdamaian kedua negara. Tapi langkah Presiden Jokowi sudah memperlihatkan Indonesia bisa menjadi motor penggerak.
“Tentu Presiden Jokowi tidak bisa sendirian untuk wujudkan misi perdamaian ini. Harus melibatkan negara seperti AS, Inggris dan China. Tapi langkah Presiden Jokowi bisa menjadi motor penggerak, itu poin pentingnya," tutup Arjuna.***
Editor : Adhar.