Ingatkan Larsen Yunus, DPD GMNI Riau: Jangan Usik Marwah GMNI
Foto : Teguh Azmi, Ketua DPD GMNI Riau/SangFajarNews (PT. Pena Data Media). |
Pekanbaru Riau, SangFajarNews.com - Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia
(GMNI) Provinsi Riau Ingatkan Larsen Yunus jangan terlalu jauh mencampuri
urusan internal GMNI.
Hal
tersebut dipicu santernya pemberitaan Larsen Yunus mengatasnamakan KNPI Riau
memberangkatkan Novi Rava Delia yang mengaku utusan DPC GMNI Siak ke kegiatan
Rapimnas orang-orang yang mengtasnamakan GMNI di Jakarta.
Dalam
keterangan persnya kepada PT. Pena Data Media, Ketua DPD GMNI Riau Teguh Azmi menegaskan bahwa
tidak ada cabang GMNI di Siak.
"Perlu
kami sampaikan bahwa belum ada cabang GMNI di Siak. Dan kami bingung siapa
sebenarnya yang diberangkatkan si Larsen, kenapa dengan beraninya membawa nama
besar GMNI," ungkap Teguh sembari terheran-heran,
Menurut
Teguh sapaan akrabnya, pihaknya belum pernah melakukan pembentukan cabang di Kabupaten
tersebut. Bahkan belum pernah sekalipun melakukan kontak dengan mahasiswa yang
ada di sana untuk melakukan perekrutan dan kaderisasi.
"Kami
tidak tahu asal usul mahasiswi yang bersangkutan. Kenapa dia mengklaim dirinya
sebagai pengurus DPC GMNI Siak. Padahal kami belum pernah melakukan perekrutan
dan perjalanan membuka cabang di sana," sambungnya.
DPD
GMNI Riau juga menilai apa yang dilakukan Larsen Yunus sudah di luar batas.
Larsen Yunus dianggap sengaja membuat kegaduhan dan secara tidak langsung telah
menyinggung marwah GMNI di Provinsi Riau.
"Kami (GMNI) tidak mempersoalkan dia mau membiayai keberangkatan siapapun. Tetapi yang kami pertanyakan kenapa mencatut nama GMNI di dalamnya. Ini sudah menyalahi kewenangan organisasi, atas dasar apa dia berani mengklaim telah memberangkatkan kader GMNI," sambungnya lagi.
Selain itu, DPD GMNI Riau meminta Larsen Yunus harusnya melek
terhadap perkembangan organisasi mahasiswa yang ada di Riau. Khususnya GMNI,
sebagai salah satu organisasi pendiri KNPI di Indonesia, GMNI mempunyai kans
besar terhadap pewarnaan dinamika di tubuh KNPI.
"Jika
ingin mendekati GMNI, bukan begitu caranya bung. Anda harus tahu mana
kepengurusan yang berbadan hukum dan mana yang tidak. Kami terbuka untuk
diskusi dengan siapapun. Tapi jika GMNI disalahgunakan untuk kepentingan
politik praktis, kami tidak akan tinggal diam," imbuhnya.
Lanjutnya,
Teguh mengatakan sebenarnya tidak terlalu tertarik membahas konflik di tubuh
KNPI Riau. Menurutnya, hal tersebut adalah imbas dari tercerai-berainya
pengurus KNPI di tingkat nasional sehingga tercipta gerbong-gerbong sampai ke
daerah. Di Riau sendiri ada 2 ketua KNPI yakni versi Fuad Santoso dan versi
Nazaruddin.
"Yang
kami tahu KNPI di Riau ada 2 kepengurusan, Fuad dan Nazar. Keduanya menyatakan
diri sebagai ketua dan memiliki basis massanya masing-masing," lanjutnya.
Lebih
lanjut, Teguh juga mengatakan adanya dualisme di tubuh KNPI Riau kami pandang
positif dikarenakan keduanya saling bekerja dan produktif.
"Kami
melihatnya positif, karena masing-masing kepengurusan sangat produktif dan
berlomba-lomba dalam melakukan kerja nyata di masyarakat," lanjutnya lagi
Kemudian
baru-baru ini muncul nama Larsen Yunus sebagai ketua KNPI Riau yang tidak jelas
asal-usulnya dan bagaimana mekanisme pemilihannya. Bahkan kehadiran Larsen
sebagai KNPI tandingan malah lebih sering membuat kegaduhan dan merusak citra
KNPI di tengah masyarakat.
"Kami
mempertanyakan siapa ketua umum Larsen di DPP, karena setau kami ketua umum
yang mengeluarkan SK nya sudah melebur dalam kongres bersama dan info yang kami
terima SK Larsen Yunus sudah dibekukan ketika pembahasan di Kongres itu
sendiri." sambungnya lagi.
Diakhir,
Teguh menyeruhkan kepada Larsen agar dalam mencari dukungan harus mengunakan
cara-cara sehat yang nantinya akan menimbulkan simpati publik.
"Sudahilah ajang cari sensasimu Bung Larsen, cukuplah sayembara Sabung Ayam kemarin menjadi peringatan bahwa apa yang kalian lakukan itu salah dan tidak benar. Jadi jangan lagi kesana-kemari mencari dukungan, apalagi mencoba mengambil hati GMNI tapi dengan cara tidak sehat," tandas Teguh.***
Editor : Adhar.