Kritik Sikap Arogansi Bupati Halut Saat Melayani Pengunjuk Rasa, Oleh Sony Bidji, S.Pd, Wakabid Kaderisasi dan Ideologi DPC GMNI Halut
Foto Sony Bidji, S.Pd, Wakabid Kaderisasi dan Ideologi DPC GMNI Halut/SangFajarNews (PT. Pena Data Media). |
Penulis: Sony Bidji, S.Pd, Wakabid Kaderisasi dan Ideologi DPC GMNI Halut
SangFajarNews.Com - Bupati Halmahera Utara (Halut) Ir. Frans Manery adalah bagian dari mantan Sekda Kabupaten Halmahera Utara. Jika dilihat dari treck record dalam melayani masa aksi saat demo memang suda arogan sekali, kata para Aktivis-Aktivis yang lebih dulu dijalanan waktu itu.
Ir. Frans Manery jadi sekda pernah melakukan perintah atau intruksi pada tahun 2009 saat itu demo kopra kantor Bupati Halut (Samping Gedung Hibualamo) dengan nada serta reaksi yang sama dengan aksi yang dilakukan pada tanggal 22 Februari 2023 tapi waktu itu Satpol PP yang bertindak sampai terjadi penikaman di Mahasiswa AKBID dan Stikes Tahun 2009.
Dari kejadian ini sampai hari ini AKBID dan STIKES itu mengalami trauma yang sangat dalam sehingga tidak pernah lagi melibatkan diri dalam aksi demontrasi, ini karena kelakuan mantan Sekda itu.
Saya menanggapi sikap Bupati Halmahera Utara pada tanggal 22 Februari 2023 kemarin bahwa semua ini bukan karena beliau emosi tapi ini adalah karakter aslinya Bupati Halut Ir. Frans Manery sejak menjadi sekda juga begitu, karena pengalaman yang sudah diceritakan diatas itu memang fakta, oleh sebab itu perbuatan Bupati Halut tidak bisa dibenarkan menurut undang-undang. Jika ini dibenarkan perbuatannya maka yakin dan percaya kedepan ada yang korban lagi.
Ini sudah jalan Tuhan sebenarnya karena perbuatan beliau ini bukan hanya satu kali, baik secara fisik langsung bertindak maupun dari ucapan dan kata-kata yang menyudutkan satu kelompok atau suku, tapi suda berulang-ulang mulai dari Pilkada Halut dengan sambutan di desa makarti yang dugaannya menyudutkan satu suku.
Kemudian dalam sambutan peresmian Gereja di Daru menyatakan pengacara hanya mencari duit saja, dan hari ini kita rasakan dengan terang-terang menyerang ke insitusi dengan kata “ Bunuh” dan “Kita Kader GMNI Halut adalah Bibit yang tidak baik“ ini harus ditindak dan jangan dibiarkan.
Kenyataan demo kopra para petani berdarah-darah, ini atas perintah siapa? Oleh sebab itu jangan dibenarkan oleh siapa pun karena ini perbuatan yang memang menunjukan karakter aslinya bukan karena keadaan emosi tapi ini memang pribadinya begitu.
Seharusnya sebagai Bupati Halut kan punya mesin birokrasi, ada lembaga terkait yang menanggani soa aksi unjuk rasa seharusnya Kesbangpol yang membidangi ini sudah harus tahu bahwa setingan aksi GMNI Halut, apakah ada Hearing di kantor Bupati? Otomatis hari ini Kesbangpol pun acu tahu dengan keadaan ini, padahal Pejabat Daerah yang dilengkapi dengan kemampuan khusus, seharusnya para OPD bisa mengingatkan kepada Bupati sehingga semestinya bisa dihindari, sehingga tidak memicu emosi saat menggelar aksi saat itu.
Wakil Ketua Aksi dan propaganda Wilson Musa mengingatkan kepada Bupati Halut bahwa dalam upaya menangani aksi unjuk rasa pasti memiliki rancangan yang dilengkapi dengan informasi dari intelijen, sehingga mampu menyiapkan orang orang khusus di OPD yang sekaligus memahami cara bertindak dalam menghadapi massa yang berunjuk rasa, bukan untuk mengkonforin pimpinan untuk maki-maki atau marah-marah.
Harapan saya sebagai Ketua Kaderisasi dan Ideologi bahwa dari cara melayani pendemo yang memang tidak bisa menunjukan kepimpinan saat ini, kita krisis kepercayaan terhadap Bupati Halut, karena salah satu dimensi dari indeks Pembangunan Manusia atau IMP itu terletak pada pengetahuan.
Apa yang dilakukan oleh Bupati Halut bertanda pengetahuan sangat terbatas, emosi lebih diutamakan, jika pemimpin sudah seperti ini bagimana dengan masyarakatnya. Ternyata kepala Daerah juga seperti ini, tidak menunjuk sikap yang rama dan arif tapi mala semakin menjadi-jadi sejujurnya saya sangat sesali.***