Tanggapi Demo yang mengatasnamakan Organisasinya, Ketua KNPI Halut Anggkat Bicara

Foto Ketua Karateker KNPI Halmahera Utara Provinsi Maluku Utara/SangFajarNews (PT.  Pena Data Media).


Tobelo Malut, SangFajarNews.Com - Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Halmahera Utara (Halut) menanggapi aksi yang mengatasnamakan KNPI dan Masyarakat Cinta Damai.


Hal tersebut disampaikan Ketua Karateker KNPI Halmahera Utara Provinsi Maluku Utara, Rovin Djinimangale melalui siaran persnya, Kamis (09/03/2023).


Dalam aksi tersebut, menurut Ketua KNPI Halut itu bahwa aksi yang dilakukan oleh oknum yang mengatasnamakan KNPI dan masyarakat cinta damai ini sangat provokasi, seolah-olah yang disalahkan hanya Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Halmahera Utara padahal kejadian-nya tidak seperti itu. 


"Mereka hanya melihat dari satu sudut pandang saja, sehingga terkesan GMNI Halut yang disalahkan dan narasi yang dibangun pendemo konon katanya adat Hibualamo sehingga kesimpulan-nya gerakan atau aksi kemarin tidak beretika dan harus meminta maaf terhadap Bupati Halmahera Utara," Katanya.


Menurutnya, sejujurnya masyarakat perlu tahu bahwa aksi yang dilakukan oleh GMNI Halut itu menyampaikan aspirasi terkait dengan dugaan tindak korupsi yang ada di pemerintah daerah bukan untuk membuat onar dalam kegiatan aksi sehingga terkesan tidak beretika. 


Kenyataan dalam isu yang diangkat oleh GMNI Halut ini, Pemda seakan-akan membabi buta dalam menanggapi isu yang diangkat sebab dalam persoalan hearing itu tidak beri kesempatan kepada Bupati Halut untuk mengklarifikasi itu, tapi sebagian pejabat memaksakan bupati untuk bicara dengan tindakan yang dilakukan salah satunya merampas mic pendemo dan memberikan ke Bupati Halut. 


Setelah Bupati Halut mengklarifikasi, tiba-tiba kesalahan teknis genset mati disinilah muncul reaksi bupati yang konon katanya akan membunuh pendemo dan menyatakan pendemo adalah bibit yang tidak baik. 


"Jika kita berbicara tentang hibualamo yang seharusnya di tanggapi oleh masyarakat cinta damai dan ada yang mengatasnamakan KNPI seharusnya mengusut tuntas kata membunuh karena ini tidak ada dalam adat Hibualamo, bahkan bibit yang tidak baik juga seharusnya diusut tuntas oleh masyarakat cinta damai karena perkataan inilah yang membuat kegaduhan ditengah-tengah masyarakat Halut. Ini yang seharusnya diusut tuntas oleh Masyarakat cinta damai jika bicara Hibualamo." jelasnya. 


Ketua KNPI juga menyesal juga bahwa tua tua adat tidak mampu melihat persoalan ini sehingga konon katanya kalau GMNI Halut tidak minta maaf mereka akan cari, terus kalau cari mau buat apa? Ini yang disebut adat? Adat bukan seperti itu pakai ancam-ancam jangan-jangan bukan cari tapi mancari. 


"Dari stakemen ini perlu saya sampaikan bahwa jika terjadi apa-apa terhadap kader-kader GMNI Halut maka bupati harus bertangung jawab karena yang pertama pada tanggal 22  Februari 2023 Bupati Halut telah mengeluarkan ancaman pembunuhan untuk kader-kader GMNI, kedua Pendemo yang mengatasnamakan KNPI David Martin dan Masyarakat Cinta Damai telah mengeluarkan stekmen bahwa jika GMNI Halut tidak minta maaf maka mereka akan cari." Katanya.


Oleh karena itu, ketua KNPI berharap bahwa masyarakat seharusnya mendukung aksi yang  dilakukan oleh GMNI Halmahera Utara dan tidak harus terjebak dengan mainan kekuasaan yang seolah-olah mengadu dombakan antara masyarakat dan GMNI Halmahera Utara, kalau indikasinya kesitu maka langka ini tidak cerdas dan bijak.(*)


Laporan : Redaksi.
Editor     :  Adhar.
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url