Kurangnya Tingkat Keprcayaan Pemilih Pemula Terhadap Partai Politik
Cindra Maulana : Mahasiswa Ilmu Hukum Kemasyarakatan (IHK), Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan |
Pemilih pemula yang dikonotasikan sebagai pemilih yang baru pertama kali dalam memberikan hak politiknya terhadap calon ataupun kandidat. Dengan demikian bahwa keikutsertaan pemilih pemula dalam kontestasi pesta demokrasi yang selalu diselenggarakan dalam 5 tahun sekali tersebut. Sebagai pemilih pemula memiliki peran penting dalam dunia politik sebab pemudalah yang nantinya jadi harapan bangsa untuk melanjutkan pembangunan di Indonesia.
Untuk mencapai tujuan bangsa ini tentunya melalui pemilu. Artinya, bahwa dengan adanya pemilu tentunya pergantian roda pemerintahan itu ada dan hal ini dapat menghindarkan dari pemerintahan yang otoriterian, serta dapat memberikan kesempatan kepada putra-putri terbaik dalam memimpin bangsa. Dengan demikian bahwa system demokrasi sebagai sumber kedaulatan rakyat tentunya keikutsertaan warga Negara sangat di perlukan dalam memilih pemimpin.
Menyamai atas peristiwa tersebut bahwa partai politik sebagai kendaraan dalam mengikuti kontestasi pemilu tentunya memiliki peran besar dalam penyelenggaran pemilu. Negara Indonesia tak lama lagi akan menyelenggarakan pemilu dan pemilukada secara secara serentak, untuk mencapai pemilu yang demokratis dan berintegritas tentunya harus memiliki pemilih yang prefrensi politiknya yang matang. Atas hal itu bahwa partai politik memiliki peran untuk mencerdasarkan pemilih melalui pendidikan politik demi untuk kemajuan peserta pemilu dalam kontestasi pemilu 2024.
tentunya, atas pertanyaan tersebut sangat berbeda dengan dengan kondisi yang di rasakan oleh pemilih pemula. Sebab partai-partai politik terlalu sibuk atas pencitraannya terhadap masyarakat sehingganya lupa akan, untuk mencerdasarkan para pemilih pemula agar dapat memilih calon yang benar-benar mereka sukai. Hal ini tentunya menjadi salah alasan bahwa pemilih pemula tidak begitu tertarik terhadap dunia politik karena di sebabkan oleh kurangnya perhatian dan pendidikan politik yang matang terhadap pemilih pemula.
Alasan lain muncul ketidak sukaan pemilih pemula terhadap politik sebab mereka memberikan tanggapan bahwa para calon datang hanya pada saat pemilihan saja setelah terpilih mereka seolah-olah di telan bumi karena tak pernah datang lagi kepada masyarakat yang memilihnya. Atas spekulasi tersebut yang menyebabkan ketidak percayaan pemilih pemula terhadap partai politik dan elit politik. Dengan dinamika tersebut bahwa demokrasi di Indonesia tidak berjalan dengan sesuai apa yang di harapkan.
Penulis : Cindra Maulana
Mahasiswa Ilmu Hukum Kemasyarakatan (IHK)
Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
Universitas Negeri Gorontalo