Partisipasi Pemilih Pemula Pada Pemilu Serentak Tahun 2019 Serta Isu Pemilu Yang Akan Terjadi Di Tahun 2024 Di Desa Langi Kecamatan Bolangitang Barat Kabupaten Bolaang Mongondow Utara

Siti Hajar Djenaan : Mahasiswa Ilmu Hukum Kemasyarakatan (IHK), Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Partisipasi politik untuk pemilih pemula biasanya dari kalangan beberapa siswa SMA dan mahasiswa semester pertama, karena kegiatan ini bukan hanya pada soal bagaimana mencoblos tanda gambar,akan tetapi kesadaran dan pendewasaan politik yang perlu ditumbuhkan sejak awal. Pemilih pemula yang baru pertama kali menggunakan hak suara untuk memilih belum sepenuhnya paham tentang bagaimana kegiatan dan tata cara dalam pemilihan umum, mereka itu mungkin saja mengalami kebingungan untuk memilih siapa yang akan dipilih para wakil rakyatnya. Namun dengan para pemilih pemula harus bisa menyadari bahwasanya kegiatan pemilu menentukan masa depannya serta masyarakat dan bangsanya.

Keterlibatan masyarakat dalam tahapan Pemilu sebagaimana dimaksud dalam Pasal 21 huruf b, dapat berupa mengikuti seluruh program yang terdapat dalam tahapan Pemilu sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Undang-Undang No. 10 Tahun 2008 tentang pemilihan umum menyebutkan bahwa pem ilih pemula adalah mereka yang baru pertama kali untuk memilih dan telah berusia l7 tahun atau lebih atau sudah/ pemah menikah mempunyai hak memilih dalam pemilihan umum (dan Pemilukada). Pemilih pemula yang baru m0masuki usia hak pilih juga belum memilikijangkauan politik yang luas, untuk menentukan kemana mereka harus memilih. Sehingga, terkadang apa yang mereka pilih tidak sesuai dengan yang diharapkan

Selanjutnya, ada yang pemudi pemuda mengenai keikutsertaan dalam pemilihan presiden dan wakil presiden tahun 2019 ada ratusan orang tidak ikut serta dan tidak memberikan suaranya sebab mempunyai alasan tersendiri.dan pada saat itu ada yang memberikan pertanyaan bagaimana komunikasi terhadap pemilihan ada yang Sebagian menjawab mereka tidak mengetahui system pemilihan karena baru pertama kali memilih. Bahkan ada yang menyatakan bahwa mereka mendapatkan informasi mengenai pemilhan presiden tahun 2019 melalui media massa. Yang jelas bahwa peran keluarga di dalam memberi informasi bahkan ajakan memilih dalam pemilihan presiden sangatlah minim atau kurang.bahkan ada ratusan orang yang menyatakan bahwasanya mereka sama sekali tidak mendapatkan sosilalisasi yang dilakukan oleh KPU dalam pemilihan presiden dan wakil presiden pada tahun 2019, itu dengan alasan yang membuat pemilih pemula untuk tidak ikut serta dalam memberikan hak suaranya pada hari pemilihan, dan mereka beranggapan bahwa mereka memberikan hak suaranya dan ikut serta berpartisipasi dalam hal pemilihan itu tidak begitu penting. 

Adanya sanggahan para pemilih pemula yang menyatakan bahwa minimnya informasi dalam hal tata cara pemilihan umum,itulah sebab yang membuat mereka ketidak ikut sertaan dalam menggunakan hak pilinya.Partisipasi masyarakat sangat penting dalam pelaksanaan pemilihan umum dalam proses memilih anggota. Karena bagaimanapun masyarakat memiliki andil yang cukup besar dalam proses pemilihan umum dimana masyarakat sebagai pemilih yang menentukan dalam pemenangan dalam proses pemilihan umum tersebut.keikutsertaan seluruh lapisan masyarakat dalam pemilihan umum sangat menentukan legitimasi partai yang berkuasa. Semua warga dapat menggunakan hak pilihnya dengan tepat , termasuk di dalamnya pemilih pemula,sehingga semua rakyat berpartisipasi di dalamnya. Dengan demikian,keberadaan pemilih pemula yang baru mempunyai hak suara untuk turut memilih dalam pemilihan umum pun menjadi penting.Dengan partisipasi masyarakat salah satunya dapat dilihat dari perilaku pemilih dalam menentukan pilihannya pada saat pemilihan umum.sebagian pemilih memiliki sikap dan pilihan politik yang tetap dalam memilih partai, akan tetapi Sebagian perlu mempunyai perilaku memilih yag berubah -ubah.masyarakat memutuskan untuk tidak menggunakan hak suaranya . hal ini terjadi pula terhadap generasi muda termasuk pemilih pemula yang ada di desa Langi,karena kurang akan sosialisasi kepada masyarakat terkait pemilihan tersebut.

Permasalahnya dalam hal ini perilaku pemilih pemula di desa Langi kecamatan bolangitang barat sangtlah rendah dalm pemilihan presiden tahun 2019. Ini di sebabkan rendahnya sosilisasi yang dilakukan oleh KPU terhadap pemilih pemula. Hal ini sangat di sayangkan sebab dapat merugikan perolehan suara dari kandidat pemilihan presiden 2019.

kebebasan yang di berikan dalam memilih yang di berikan oleh keluarga serta antusias yang di miliki oleh pemilih pemula dalam pemilihan umum yang berpartisipasi dalam pemilu presiden tahun 2019 dapat di katakana rendah. Padahal bisa di katakana bahwa itu merupakan pemilu pertama bagi mereka yang sudah bisa memilih. Partisipasi pemilih dalam pemula merupakan cerminan dari peran serta masyarakat dalam menjalankan system demokrasi. Dengan semakin tingginya angka partisipasi pemilih , maka dapat dianggap bahwa demokrasi di Indonesia berjalan dengan baik.selain itu,dengan tingginya tingkat partisipasi pemilih,semakin meningkatan nilai keabshan rezim yang dihasilkan dari pemilu tersebut. 

Meskipun penelitian ini juga dilakukan oleh beberapa peneliti sebelumnya,namun terdapat temuan baru yang belum ditemukan dalam penelitian sebelumnya. Jika temuan penelitian sebelumnya surat suara tidak sah dari aspek protes voting dan ketidaktauhan pemilih, pada penelitian ini surat suara tidak sah juga di sebabkan oleh pemilih yang tidak di berdayakan oleh peserta maupun penyelenggara pemilu. Bentuk tidak terbedayakan di sini seperti pemilih hadir ke TPS tetapi tidak mengetahui siapa calon yang akan dipilih, sehingga memutuskan tidak memilih satupun calon peserta pemilu.penguguman calon sangat dibutuhkan oleh pemilih untuk mencari tahu dan memilih mana calon yang mereka anggap layak menjadi calon mereka di Lembaga legislative, baik pusat maupun daerah. Dengan demikian , diharapakn tidak ada alas an pemilih tidak mencblos surat suara atau bukan merusak surat suara , dengan alasan tidak ada mengenal para calon.

Serta adapun isu pemilu yang akan terjadi di tahun 2024 tepatnya di desa Langi Persaingan Politik yang Intens: Pemilihan umum sering kali menjadi momen intensitas politik yang tinggi, di mana partai dan kandidat bersaing untuk memperoleh dukungan pemilih. Persaingan yang ketat dapat menyebabkan polarisasi dan retorika yang keras, serta konflik antarpartai yang meningkat.

Isu Ekonomi: Isu ekonomi, seperti pengangguran, ketimpangan pendapatan, inflasi, dan harga barang, sering menjadi fokus perdebatan politik menjelang pemilihan. Kandidat akan berusaha menyampaikan rencana dan kebijakan ekonomi yang mereka tawarkan untuk memperoleh dukungan pemilih.

Isu Sosial dan Identitas: Isu-isu sosial seperti keadilan rasial, kesetaraan gender, hak LGBT+, imigrasi, dan agama sering menjadi perhatian dalam pemilihan politik. Partai dan kandidat mungkin berbeda pendapat dan memiliki pandangan yang berbeda dalam hal isu-isu ini, dan hal ini dapat mempengaruhi preferensi pemilih.

Kepercayaan Publik terhadap Pemerintah: Tingkat kepercayaan publik terhadap pemerintah dan lembaga-lembaga negara sering kali menjadi isu penting dalam pemilihan. Ketidakpuasan dengan kinerja pemerintah atau ketidakpercayaan terhadap kebijakan publik dapat mempengaruhi preferensi pemilih dan memberikan dampak pada dinamika politik selama kampanye pemilu.

Partisipasi Pemilih: Meningkatkan partisipasi pemilih adalah permasalahan penting dalam setiap pemilihan. Mendorong pemilih untuk terlibat, mengatasi hambatan yang mungkin mereka hadapi, dan memastikan integritas proses pemungutan suara adalah faktor yang penting dalam menjaga keabsahan hasil pemilihan.

Permasalahan yang sebenarnya akan bergantung pada konteks politik, sosial, dan ekonomi saat itu. Oleh karena itu, isu-isu yang muncul menjelang pemilu 2024 dapat berbeda dari apa yang telah saya sebutkan

Penulis : Siti Hajar Djenaan 

Mahasiswa Ilmu Hukum Kemasyarakatan (IHK)

Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 

Universitas Negeri Gorontalo