Gelar Aksi Unjuk Rasa, BEM Nusantara Sultra: Gibran bukan Representasi Pemuda Karena Masih Minim Pengalaman

  

Foto: BEM Nusantara Sultra yang dipimpin Hasir, saat melakukan aksi unjuk rasa di tapal batas Kendari-Konsel/SangFajarNews.


Kendari Sultra, SangFajarNews.Com - Badan Ekskutif Mahasiswa (BEM) Nusantara wilayah Sulawesi Tenggara (Sultra) menggelar aksi unjuk rasa di tapal batas atau perbatasan Kota Kendari dan Konawe Selatan (Konsel), pada Kamis (2/112023).


Aksi unjuk rasa yang dilakukan BEM Nusantara wilayah Sultra adalah merupakan bentuk kepedulian terhadap demokrasi di Indonesia yang sedang dirusak. 


Koordinator BEM Nusantara wilayah Sultra, Hasir dalam orasinya menilai majunya Gibran Rakabuming Raka sebagai Cawapres yang dikarenakan putusan MK, terkesan dipaksakan hanya untuk mendompleng suara Probowo sebagai Capres.


"Rekam jejak dari Anwar Usman ini kan bagian keluarga dari Jokowi dan Gibran. Saya menganggap putusan MK ini akan ada tendensius politik dinasti dan hanya untuk mendompleng suara Prabowo," ujar Hasir dalam orasinya. 


Menurut Hasir, putusan MK tersebut membuat celah untuk meloloskan Gribran yang tekesan mengarah ke politik dinasti dikarenakan hanya mengacu pada pernah menjadi kepala daerah.


"BEM Nusantara yang melihat putusan ini seharusnya tidak harus pernah menjabat gubernur, wali kota, dan bupati," ungkapnya. 

 

Hasir juga menilai bahwa keputusan MK yang akhirnya meloloskan Gibran Rakabuming Raka menjadi Cawapres Prabowo sangat mencederai demokrasi yang menentang dinasti politik.


"Hadirnya Gibran sebagai Cawapres kerena keputusan MK sangat mencederai Demokrasi Indonesia, sebab telah terjadi dinasti politik," ujar Hasir.


Selain itu, BEM Nusantara Sultra juga menolak narasi soal Gibran yang merupakan representatif para pemuda atau pemilih milenial dan Gen z. 


Menurut BEM Nusantara Sultra, Gibran belum teruji dan memiliki pengalaman berdasarkan perjuangan murni. Mereka menilai Wali Kota Solo itu bermodal nama Jokowi.


"Nama Gibran itu besar hanya karena anak presiden, tidak teruji, baik dari pengalaman hingga pengabdian. Baru dua tahun mimpin Solo, itu belum cukup untuk mengklaim diri sebagai representatif para pemuda di Indonesia," tandas Hasir.


Dalam pantauan PT Pena Data Media, dalam aksi itu, BEM Nusantara melakukan pencoretan terhadap poster Presiden Joko Widodo, Gibran Rakabuming Raka, dan Anwar Usman.


Aksi coret wajah tersebut merupakan simbol penolakan atas dugaan politik dinasti yang dilakukan oleh para pemangku kebijakan tersebut.***


Laporan : Redaksi. 
Editor     : Adhar. 
Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url